Aang Kusmayatna Kusumadinata (Kang Ibing)
Si Kabayan adalah Tokoh Legendaris Cerita Rakyat
Pasundan yang terkenal lugu tetapi cerdik. Cerita Rakyat Pasundan yang diangkat
ke layar lebar dengan berbagai versi ini untuk pertama kalinya diperankan oleh
Kang Ibing yang punya nama lengkap Rd. Aang Kusmayatna Kusumadinata.
Pria kelahiran Sumedang bulan Juli 1946 yang
beristerikan Ny. Nieke ini telah dikarunia 3 (tiga) orang anak masing-masing
Kusmadika, Kusmandana dan Diane.
Kariernya di dunia seni berjalan mulus. Kang
Ibing sendiri tidak pernah mimpi untuk jadi orang terkenal apalagi bintang
film.
Kariernya dimulai ketika menjadi Pembawa Acara
Obrolan Rineh dalam arti santai secara kocak dan sarat kritik di Radio Mara
Bandung. Gaya bicaranya yang berintonasi khas Sunda melekat dalam Profil Kang
Ibing yang merupakan nama bekennya. Nama asli yang konon masih teureuh menak
Sunda yakni Rd. Aang Kusmayatna Kusumadinata seperti hilang diganti Kang Ibing
yang identik dengan sosok Si Kabayan yang lugu tetapi cerdik.
Ketika masih duduk di Fakultas Sastera Unpad
Jurusan Sastera Rusia, Kang Ibing pernah menjabat sebagai Ketua Kesenian Daya
Mahasiswa Sunda (DAMAS), Penasihat Departemen Kesenian Unpad dan pernah juga
menjadi Asisten Dosen di Fakultas Sastera Unpad.
Pada tahun 1970 bersama-sama dengan Aom Kusman
dan Suryana Fatah membentuk Group Lawak De Kabayan. Pada tahun 1975 untuk
pertama kalinya main film Si Kabayan arahan Sutradara Tutty Suprapto. Pilihan
Tuty jatuh ke Ibing konon tertarik saat mendengarkan gaya humornya di Radio
Mara tersebut.
Selain main film, Ibing juga sudah memerankan
Bintang Iklan dari beberapa produk. Saat ini Kang Ibing lebih dikenal sebagai
dai yang lumayan padat juga jadwalnya.
Putera pasangan Rd. Suyatna Kusumahdinata dan
Rd. Kusdiyah ini juga pernah menjadi Direktur salah satu bioskop di Kota
Bandung.
Senang
Memelihara Domba
Tempat tinggalnya di Kompleks Pandan Wangi
Ciwastra Bandung dilengkapi dengan Kandang Domba. Karena memelihara domba
adalah salah satu kegemarannya. Untuk hobinya yang satu ini kang Ibing tidak
segan-segan mengambil rumput sendiri di pematang sawah yang mengelilingi
sekitar Komplek Perumahannya.
Untuk mencari rumahnya tidaklah sulit. Tukang
Becak yang mangkal di sekitar Komplek Perumahan tempat tinggalnya apabila
ditanya, akan menunjukkan bahwa rumah Kang Ibing itu di depan rumahnya ada
kandang domba.
Mengenai kegiatannya saat ini sebagai “dai” yang
jadwalnya cukup padat untuk memberikan siraman rohani baik di mesjid yang ada
di lingkungan pedesaan, kota, perkantoran maupun kampus di wilayah Indonesia
sampai ke Timor-Timur bahkan ke Australia. Tema dakwahnya mudah dicerna, karena
menyangkut masalah-masalah keseharian serta dibawakan dengan gaya humor yang
segar.
Ketika ditanya mengenai kariernya yang beragam
serta berhasilnya didalam menyelesaikan Sekolah, Kang Ibing menyatakan bahwa
semua itu tidak lepas dari doa yang tulus dari kedua orang tuanya. Ungkapan
“Indung Tunggul Rahayu, Bapa Tangkal Darajat” senantiasa melekat di hatinya.
Dan itu dijadikan pedoman hidup keluarganya serta tidak segan-segan memasang
semboyan itu di ruangan tengah keluarganya.
Generasi muda Sunda sekarang menurut Kang Ibing,
pada umumnya sudah kurang mengenal jati diri Ki Sunda. Basa teh Ciciren Bangsa
dalam arti Bahasa itu menunjukkan Bangsa. Refleksinya terlihat dari banyaknya
anak muda Tatar Sunda dewasa ini yang malu berbahasa Sunda. Hal ini disebabkan
tidak adanya infilterisaasi budaya luar yang masuk, sehingga menyebabkan
terjadinya pergeseran nilai tersebut.
Pendapatnya mengenai manusia Sunda yang ”
Nyunda” adalah yang mengetahui sekaligus menghargai Kebudayaan Sunda serta
“Sarakannana” dalam arti tempatnya.. Sehingga tumbuh rasa kasundaan bagi orang
Sunda.
Demikian Inohong Sunda Kang Ibing yang lekat
dengan sosok Tokoh Legendaris Cerita Rakyat Pasundan Si Kabayan yang lugu
tetapi cerdik.
Comments
Post a Comment
Saumpamina aya nu peryogi di komentaran mangga serat di handap. Saran kiritik diperyogikeun pisan kanggo kamajengan eusi blog.