Tradisi Lebaran Ala Masyarakat Sunda


altMomen Lebaran atau Idul Fitri adalah hal yang paling ditunggu umat Muslim setelah menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh. Selain sebagai hari kemenangan, Idul Fitri identik dengan hari yang suci di mana setiap orang saling memaafkan satu sama lain. Tak heran jika berkumpul bersama keluarga adalah salah satu hal yang paling dinanti saat Lebaran.
 Di kalangan masyarakat Sunda sendiri, ada beberapa tradisi yang biasa dilakukan menjelang dan saat Lebaran. Namun, tradisi ini juga bisa ditemukan di daerah lain dengan nama yang mungkin berbeda.


1. Mudik
Tradisi yang satu ini sudah sangat familiar. Tidak hanya di Indonesia, kini tradisi pulang kampung pun sudah mulai dikenal masyarakat di berbagai negara. Menurut sejarah, tradisi mudik sudah ada bahkan sejak jaman prasejarah. Kebiasaan nenek moyang yang mengembara ternyata tetap memiliki kerinduan pada sanak saudara sehingga para pengembara tersebut sesekali pulang untuk menengok keluarganya. Kini tradisi mudik sering dilakukan penduduk kota untuk kembali ke desa tempat keluarga mereka berada. Biasanya tradisi ini sudah dilakukan sejak seminggu sebelum Lebaran tiba. Agar perjalanan tenang, periksa kembali kondisi rumah yang akan ditinggalkan dan tetap jaga kesehatan.

2. Anteuran
Seperti mudik, tradisi yang satu ini juga dilaksanakan sebelum Lebaran tiba pada H-2 atau H-1. Sesuai namanya, tradisi ini berarti ‘mengantarkan’. Yang diantarkan adalah rantang berisi makanan untuk tetangga, kerabat, atau sanak saudara. Di beberapa daerah, pengantarnya adalah anak kecil yang diminta tolong oleh orang tua mereka. Sebagai balasan, sang penerima hantaran akan memberikan rantang berisi makanan juga sekaligus uang terima kasih kepada anak yang telah mengantarkan. Mungkin inilah cikal bakal tradisi memberikan parcel Lebaran yang belakangan mendapat kontroversi dari masyarakat.

3. Sungkeman
Ini adalah tradisi saling memaafkan yang identik saat hari raya Idul Fitri tiba. Biasanya, sungkeman dilakukan dalam keluarga dulu barulah kepada tetangga dan kerabat. Selain memaafkan, tradisi ini berfungsi mempererat kembali silaturahmi dengan orang-orang dekat yang mungkin sudah lama tidak terjalin.

4. Ketupat
Salah satu hal yang dinanti saat Lebaran tiba adalah ketupat. Makanan yang sering disebut ‘kupat’ oleh lidah Sunda ini memang terasa lebih istimewa jika disantap saat Lebaran. Selain lezat, makanan sederhana ini ternyata mengandung unsur filosofis budaya ketimuran di Indonesia. Salah satu maknanya bisa dilihat dari bentuk kupat yaitu beras yang tertutup janur. Beras melambangkan nafsu dunia, sedangkan janur adalah hati nurani. Artinya, nafsu dunia harus selalu dikendalikan oleh hati nurani. Salah satu caranya adalah dengan berpuasa sebulan penuh. Menurut ajaran Sunda, kupat juga memberi pesan agar orang tidak suka ngupati atau membicarakan keburukan orang lain.

5. Nyekar
Silaturahim saat Lebaran rupanya tidak hanya dilakukan kepada keluarga dan kerabat yang masih hidup, tetapi juga kepada mereka yang telah pergi mendahului kita. Nyekar dalam bahasa Indonesia berarti ‘ziarah kubur’. Meski ada yang melakukannya sebelum bulan Ramadhan, beberapa kalangan melakukannya di hari Idul Fitri. Sambil mengunjungi sanak saudara, sempatkan berziarah dan mendoakan ketenangan bagi anggota keluarga atau kerabat yang sudah berada di alam lain. Tradisi ini juga berfungsi sebagai pengingat kematian agar kita selalu berusaha mengisi hidup dengan perbuatan baik.
 Sumber : 
http://suarajabar.com/jabar/fokus-jabar/

Comments

Popular posts from this blog

NGARAN PAPARABOTAN JEUNG PAKAKAS

Masrahkeun Calon Panganten Pameget ( Conto Pidato )

Sisindiran, Paparikan, Rarakitan Jeung Wawangsalan katut contona