PREMIS KEYAKINAN (Dok.Salakanagara)
- Get link
- X
- Other Apps
Oleh : Richadiana Kartakusuma
Setiap ajaran yang menolak untuk menempatkan pengalaman manusia di luar
alam, seharusnya menemukan dalam pemerian pengalaman manusia
faktor-faktor yang juga terdapat dalam pemerian peristiwa-peristiwa atau
kejadian-kejadian alami yang kurang terkhususkan, seperti halnya pada
manusia.
Juga mengakui kebenaran paham dualisme, paling tidak
sebagai ajaran sementara, atau menunjukkan adanya unsur-unsur identik
yang mengkaitkan pengalaman manusia dengan ilmu pengetahuan alam
(fisika).
Kalau faktor-faktor seperti itu tidak ada, maka
ajaran tentang pengalaman manusia sebagai suatu fakta dalam alam
hanyalah omong kosong belaka, suatu ajaran yang didasarkan atas
ucapan-ucapan kabur yang tidak ada artinya selain kebiasaan yang terasa
mengenakkan.
Premis universe pada semua kebudayaaan di dunia
menegaskan bahwa pada umumnya manusia religius mempunyai sikap tertentu
terhadap kehidupan, yaitu dunia, manusia, dan terhadap yang dianggapnya
suci (sakral). Dunia merupakan wilayah yang “dikonsentrasikan”sebagai
kosmos (Mircea Eliade dalam bukunya berjudul The Sacred and the Profan,
1959. New York: Harcourt, Brace & World Inc.) Sementara di luar
wilayah itu, masih merupakan dunia lain, dunia yang kacau, asing, tempat
tinggal roh-roh, setan, jin, dan sebagainya. Keadaan yang kacau dan
tidak berbentuk itu disebut khaos.
Wilayah itu dapat dijadikan
daerah teratur dan berbentuk, dengan cara peniruann yaitu penciptaan
semesta alam oleh para dewa melalui upacara. Dalam pandangan itu, dunia
terdiri dari tiga lapisan: 1) dunia atas merupakan dunia Illahi, surga,
tempat para dewa, dan para leluhur; 2) dunia tengah merupakan dunia yang
didiami manusia; 3) dunia bawah merupakan dunia orang mati.
Ketiga dunia ini membentuk tiga lapisan yang dihubungkan oleh satu poros
disebut axis mundi. Axis mundi terletak pada pusat dunia yang
menghubungkan lapisan dunia yang satu dengan yang lain. Melalui axis
mundi manusia mengadakan hubungan dengan dunia atas dan dunia bawah.
Oleh karena itu, dalam membangun negeri, kota bahkan rumah, manusia
selalu berusaha mendekatkannya dengan pusat dunia. Konsep kosmologi ini
secara universal terdapat pada setiap suku bangsa di dunia tidak
perduli apapun jenis agamanya ... konsepnya selalu demikian -- hanya
DIBEDAKAN oleh BAHASA dan CARA PENGUNGKAPAN tetapi INTINYA SAMA -- dan
ini berarti bahwa KITA SEBAGAI MAKHLUK BERAKAL di DUNIA BERASAL DARI
ASAL CIPTAAN YANG SAMA DAN DICIPTAKAN OLEH YANG SAMA (RUH ILLAHI).
Maka HORMATILAH SESAMA KEYAKINAN atau AGAMA yang dianut MASYARAKAT
MANUSIA di DUNIA ini ... sebab dengan HAL SE-KECIL2NYA pun SANG KUASA
sering memberi TANDA apabila MANUSIA KELIRU MEMPERSEPSIKAN ANTAR
KEYAKINAN SESAMA.
'ANGSA IDENTIK DENGAN BULU PUTIH dan HAMPIR
MENJADI FAKTA ABSOLUTE bahwa TIDAK ADA ANGSA LAINNYA SELAIN BEBRBULU
PUTIH... lalu PREMIS itu GUGUR SEKETIKA TATKALA DIANTARA ANGSA2 PUTIH
ITU MUNCUL ANGASA BERBULU HITAM - WALAU HANYA SATU2NYA ANGSA HITAM
DIANTARA ANGSA PUTIH ... TAPI itu MEMBUKTIKAN bahwa FAKTA yang merupakan
PENILAIAN MANUSIA SEALALU NISBI dan RELATIF..."
BUKANKAH ITU
PERINGATAN dari SANG CHALIQ bahwa MANUSIA DILARANG MENYOMBONGKAN DIRI
ANTAR SESAMA KEYAKINANNYA ... sepanjang AGAMA itu semua DICIPTAKAN
MANUSIA SEBAGAI JALAN MENUJU KEPADANYA ..! SEBAGAIMANA SANG CHALIQ
MENCIPTA BERAGAM MANUSIA DI DUNIA ke dalam BERBAGAI BANGSA BERBAGAI
BUDAYA dan BERBAGAI KEYAKINAN ... dengan MASING2 KEUNIKANNYA-- maka
TIDAK ADA YANG SERAGAM DI DUNIA ini kecuali RUH ILLAHI !
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment
Saumpamina aya nu peryogi di komentaran mangga serat di handap. Saran kiritik diperyogikeun pisan kanggo kamajengan eusi blog.