"Ra" sebagai Mahacahaya yang dijaga "Naga" Sampurasun...!
- Get link
- X
- Other Apps
catatan :
- RA = SINAR / Matahari
- DEWA = CAHAYA / Rambatan cahaya Matahari
- SANG = CA'ANG / TERANG
Karuhun Sunda ternyata sudah lebih dulu memahami bahwa; Seluruh benda
langit yang mengelilingi Matahari itu BERASAL dari Matahari
juga...(pecahan) dan posisi Planet Bumi adalah ruang langit yang paling
sempurna untuk kehidupan Manusia berdasarkan jarak radial Matahari yang
paling ideal... (*sabab deukeut teuing mah panas... jauh teuing nya
ti'is).
Sehingga... Karuhun Sunda mengatakan bahwa :
1. MANUSIA dan mahluk hidup lainnya TERCIPTA dari BUMI, maka mereka menyebutnya sebagai BWA-ACI atau "Aci ning Bumi" .
2. BUMI (*dan benda langit lainnya) TERCIPTA dari MATAHARI... itu sebabnya mereka menyebut Bumi sebagai BWA-NA (*Na = Api).
Berdasar pada pemahaman tentang adanya ajaran Matahari, Api, Bumi dan
Manusia maka kita dapat mengidentifikasi tentang asal kata "SUNDA"...
(*SU-NA-DA), tentu saja ini bukan yang paling benar... tapi kita tidak
boleh terlepas dari KONTEKS dan LOGIKA... agar tidak menjadi ilmu GATUK.
1. SU = merupakan inti ajaran Matahari (Surya) "Kebijakan - Kebajikan"
yang prinsipnya mengacu kepada sifat-sifat Sang Hyang Manon (Surya /
simbol Sang Hyang), sebab ia mengawali dan memberikan segala kehidupan
bagi manusia serta mahluk lainnya yang ada di Bumi...tanpa
pilih-kasih... dan Matahari itu adalah "RA".... (*RA = Sinar = Maha
Cahaya = Matahari = simbol Sang Hyang = MAHADEWA).
2. NA =
"Api" merupakan kesadaran tentang konsep BWA-NA, atau Bumi yang pada
mulanya merupakan kesatuan dari Matahari (BUR / Maha Cahaya), atau API
itu merupakan perwakilan dari MATAHARI di Bumi.
3. DA = artinya Besar... Gede... atau Agung.
Maka kristalisasi dari SU-NA-DA itu adalah SUNDA yang nilainya sama saja dengan "RA".
Dengan demikian :
"RA" = MATAHARI, MAHACAHAYA, MAHADEWA.
........jadi :
- Bangsa SUNDA = Bangsa - RA
- Agama SUNDA = Agama - RA
- Negeri SUNDA = Negeri - RA (Naga-RA)
- Tanah SUNDA = Tanah - RA
- Bahasa SUNDA = Bahasa - RA
- Bende SUNDA = Bende - RA
Sekarang kita lihat pada penamaan berikut :
- Dirganta - RA
- Swarganta - RA
- Dwipanta - RA
- Nusanta - RA
- Jawa - RA
- Swa - RA
- Bata - RA
..................dan sebagainya...................
Maka, SUNDA itu bukan ras atau etnis atau suku bangsa yang hidup di
Jawa Barat... tapi suatu AJARAN di wilayah yang sangat besar (*sekelas
BENUA)...dan sekarang wilayah besar itu menciut dengan sebutan
INDONESIA.
Sekali lagi saya tegesken... bahwa :
"RA" itu adalah SINAR (Maha Cahaya) atau BUR yang artinya MATAHARI, MAHACAHAYA, MAHADEWA ialah LAMBANG dari SANG HYANG TUNGGAL.
Itu sebabnya kita disebut sebagai BANGSA MATAHARI atau BANGSA SURYA
atau PENGANUT AJARAN SURYA (meureun ceuk orang BARAT mah bangsa ARYA
???).
India = Negeri Chandra (Bulan)
Jepang = Negeri Matahari Terbit
Timur Tengah = Negeri Chandra Surya.
Maka tidak aneh jika Leluhur bangsa menerapkan pola KEMAHARAJAAN dalam
konsep PA-RA-HYANG (*PA = Tempat) untuk menata kehidupan SWA (*diri /
manusia) 'anak' dari BWA-ACI... di BWA-NA...
Konstelasi Naga-Ra Pa-Ra-Hyang
Karena merujuk kepada pola ajaran "RA" maka sistem ketata-negaraanpun
berupa KONSTELASI BENDA LANGIT yang mengelilingi dan terpusat pada
MATAHARI... artinya bangsa SUNDA itu sudah menerapkan pola kenegaraan
yang TERPIMPIN dan TERPUSAT (kesatuan pemerintahan). Dengan jabaran
sebagai berikut :
1. Inti SANG HYANG TUNGGAL >>>
pemimpin ajaran disebut RAMA, tempatnya disebut KARAMAT... dianggap
sebagai UTUSAN TUHAN.
2. Ring Satu >>> wilayah
PA-RA-HYANG (Parang), pemimpinnya disebut RA-HYANG dengan gelar RATU dan
tempat tinggalnya disebut KARATUAN (Keratuan / Keraton).
3.
Ring Dua >>> wilayah PA-DA-HYANG (Padang), pemimpinnya disebut
DA-HYANG dengan gelar DATU atau RESI dan tempat tinggalnya disebut
KADATUAN (Kedatuan / Kedaton).
4. Ring Luar >>> wilayah besar disebut KA-HYANG-an.
Susunan ketata-negaraan tersebut (La-Hyang) menyerupai konstelasi benda
langit terhadap Matahari, dan pola tersebut diaplikasikan hingga bangsa
kita selalu membangun wilayah PA-RA-HYANG di sekitar GUNUNG yang
umumnya jenis GUNUNG BERAPI, sebab RA = NA (Api).
Demikian
UNGGUL dan TERHORMATNYA derajat bangsa Indonesia (di masa lalu), baik
dari segi ketata-negaraan, kebangsaan, keagamaan dan
kemasyarakatannya... Tapi pada saat ini hal hal tersebut DITOLAK
MENTAH-MENTAH oleh sebagian besar 'orang' Sunda SONTOLOYO...!
Konsep PA-RA-HYANG ini tidak hanya berlaku di NUSANTA-RA tapi juga
hampir diseluruh dunia, seperti di BENUA AFRIKA (Timur Tengah) melalui
pola ke-NABI-an... dan yang terakhir mempergunakan pola tersebut adalah
EROPA dengan kekuasaan Vatican-nya. Setiap negara kerajaan di dunia
mengadopsi pola PA-RA-HYANG, walaupun dengan sebutan dan gelar yang
berbeda (Nabi, Paus, Rabi, Tsar, Kan...dsb) namun pada prinsipnya
sama... kekuasaan berada ditangan PEMUKA AGAMA... tapi tentu tidak semua
dapat berlangsung dengan lancar.
*** Kesimpulan :
1. SUNDA bukan nama etnis atau ras... melainkan nama sebuah ajaran tentang SU-NA-DA.
2. SUNDA adalah nama ajaran KEAGAMAAN dan KETATA-NEGARAAN yang dampaknya mendunia.
3. RA = SU + NA + DA >>> Kebajikan dan Kebijakan + Api + Agung / Besar = MAHADEWA (Bur)
4. INDONESIA adalah NEGERI MATAHARI (RA) - Nusanta-RA.
PA-RA-HYANG berhasil mem-BWA-NA dan menjadi panutan seluruh kerajaan di
dunia akibat menerapkan pola ketata-negaraan SITUMANG (Resi, Ratu,
Rama, Hyang) untuk membangun DA-HYANG-SU-UMBI.... Di sisi lain konsep
RESI - RATU - RAMA atau sering disebut TRI-SU-LA ini merupakan
Tri-Tunggal yang diumpamakan 'seperti senjata' yang digunakan oleh
tokoh-tokoh :
1. Batara Guru (Siwa)
2. Betari Durga
3. Poseidon (*Pasundaan ?)
4. Ratu Laut Selatan
...........dsb
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment
Saumpamina aya nu peryogi di komentaran mangga serat di handap. Saran kiritik diperyogikeun pisan kanggo kamajengan eusi blog.