Legenda Batu Kuda
- Get link
- X
- Other Apps
Batu
Kuda adalah nama sebuah obyek wisata yang berada di puncak Gunung
Manglayang, Kabupaten Bandung. Pemberian nama itu ada kaitannya dengan
batu yang bentuknya menyerupai seekor kuda. Kuncen yang bertugas di
tempat itu mengatakan bahwa batu yang menyerupai kuda itu adalah kuda
yang ditunggangi oleh Prabu Layang Kusuma beserta permaisurinya (Prabu
Layang Sari). Menurut penuturannya, konon di zaman dahulu ada seorang
raja dari salah satu kerajaan di Jawa Barat. Namanya Prabu Layang
Kusuma. Suatu hari Sang Prabu bersama permaisurinya (Prabu Layang Sari),
dengan berkuda, lewat Gunung Manglayang. Namun, ketika sampai di puncak
tiba-tiba kuda yang ditungganginya terperosok ke dalam lumpur. Begitu
dalamnya kuda itu terperosok hingga hanya separuh badannya yang
kelihatan. Secara tiba-tiba pula kuda itu berubah menjadi batu. Oleh
karena kuda yang ditunggangi menjadi batu, mau tidak mau Sang Prabu
beserta Sang Permaisuri dan para pengawalnya menghentikan perjalanannya.
Kemudian, Sang Prabu melihat-lihat keadaan sekelilingnya. Hasilnya
adalah bahwa tempat itu sangat cocok untuk bertapa. Sehubungan dengan
itu, Sang Prabu memutuskan untuk mendirikan tempat peristirahatan yang
letaknya tidak jauh dari tempat perpelosoknya kuda. Di tempat
peristirahatan itulah Sang Prabu bertapa dan tidak meneruskan
perjalanannya hingga akhir hayatnya. Demikian juga Sang Permaisuri dan
para pengawalnya.
Keadaan alam yang indah, nyaman, dan berhawa
sejuk ditambah legenda yang ada, pada gilirannya membuat daerah di
sekitar Batu Kuda (sesungguhnya tidak hanya semata karena ada Batu Kuda
melainkan juga ada batu berbentuk gunung yang diberi nama Batu Gunung
yang tingginya mencapai 15 meter) dan makam Sang Raja, banyak dikunjungi
orang dengan tujuan yang berbeda-beda. Ada yang hanya sekedar menikmati
keindahan alamnya yang penuh dengan pohon cemara; ada yang hanya
berziarah; dan ada pula yang berziarah sambil menikmati keindahan alam.
Para pengunjung yang tujuannya hanya sekedar rekreasi (menikmati
keindahan alamnya) biasanya datang pada hari-hari libur (Sabtu dan
Minggu). Sementara, para pengunjung yang tujuannya berziarah dan atau
berziarah sambil menikmati keindahan alamnya tidak terbatas pada
hari-hari libur.
Para peziarah meyakini bahwa Batu Kuda dan
Batu Gunung yang mencengangkan serta makam Sang Raja berkeramat,
sehingga mempunyai kekuatan gaib. Oleh karena itu, dibalik berziarah
punya keinginan-keinginan tertentu, seperti ingin cepat memperoleh
jodoh, usaha lancar, dan naik pangkat (memperoleh jabatan). Untuk itu,
sebelumnya mereka mesti berhubungan dengan Sang Kuncen karena ada
pantangan-pantangan yang harus diperhatikan. Malahan, seringkali para
peziarah minta bantuan atau memanfaatkan jasa Sang Kuncen untuk mencapai
apa yang diinginkan karena Sang Kuncen sangat menguasai prosesi upacara
perziarahan beserta perlengkapannya. Jadi, para peziarah mesti
menyediakan sesaji yang berupa: telor, gula, kopi, rujak asem, rujak
kelapa, cerutu, kelapa muda, sirih, gambir, dan kapur pinangan. Selain
itu, uang (bergantung kemampuan dan keihklasan peziarah) sebagai tanda
terima kasih. Berkenaan dengan ziarah ini ada pantangan-pantangan yang
mesti dipatuhi, yakni: (1) Dilarang berziarah pada Senin dan Kamis; (2)
Tidak boleh berbuat sembarangan seperti: menaiki, mencoret-coret,
memotret Batu Kuda, Batu Gunung, dan pemakaman; dan (3) Tidak boleh
berbicara sembarangan di sekitar areal Batu Kuda. Pantangan-pantangan
itu jika dilanggar dapat menyebabkan si pelanggar mengalami sesuatu yang
tidak diinginkan (musibah).
Perilaku nyekar ke makam yang
dianggap keramat yang ada Desa Cibiru Wetan terletak di sekitar hutan
lindung yang juga merupakan sebuah objek wisata yang bernama "Batu
Kuda".
Keadaan alam yang indah, nyaman, dan berhawa sejuk ditambah legenda yang ada, pada gilirannya membuat daerah di sekitar Batu Kuda (sesungguhnya tidak hanya semata karena ada Batu Kuda melainkan juga ada batu berbentuk gunung yang diberi nama Batu Gunung yang tingginya mencapai 15 meter) dan makam Sang Raja, banyak dikunjungi orang dengan tujuan yang berbeda-beda. Ada yang hanya sekedar menikmati keindahan alamnya yang penuh dengan pohon cemara; ada yang hanya berziarah; dan ada pula yang berziarah sambil menikmati keindahan alam. Para pengunjung yang tujuannya hanya sekedar rekreasi (menikmati keindahan alamnya) biasanya datang pada hari-hari libur (Sabtu dan Minggu). Sementara, para pengunjung yang tujuannya berziarah dan atau berziarah sambil menikmati keindahan alamnya tidak terbatas pada hari-hari libur.
Para peziarah meyakini bahwa Batu Kuda dan Batu Gunung yang mencengangkan serta makam Sang Raja berkeramat, sehingga mempunyai kekuatan gaib. Oleh karena itu, dibalik berziarah punya keinginan-keinginan tertentu, seperti ingin cepat memperoleh jodoh, usaha lancar, dan naik pangkat (memperoleh jabatan). Untuk itu, sebelumnya mereka mesti berhubungan dengan Sang Kuncen karena ada pantangan-pantangan yang harus diperhatikan. Malahan, seringkali para peziarah minta bantuan atau memanfaatkan jasa Sang Kuncen untuk mencapai apa yang diinginkan karena Sang Kuncen sangat menguasai prosesi upacara perziarahan beserta perlengkapannya. Jadi, para peziarah mesti menyediakan sesaji yang berupa: telor, gula, kopi, rujak asem, rujak kelapa, cerutu, kelapa muda, sirih, gambir, dan kapur pinangan. Selain itu, uang (bergantung kemampuan dan keihklasan peziarah) sebagai tanda terima kasih. Berkenaan dengan ziarah ini ada pantangan-pantangan yang mesti dipatuhi, yakni: (1) Dilarang berziarah pada Senin dan Kamis; (2) Tidak boleh berbuat sembarangan seperti: menaiki, mencoret-coret, memotret Batu Kuda, Batu Gunung, dan pemakaman; dan (3) Tidak boleh berbicara sembarangan di sekitar areal Batu Kuda. Pantangan-pantangan itu jika dilanggar dapat menyebabkan si pelanggar mengalami sesuatu yang tidak diinginkan (musibah).
Perilaku nyekar ke makam yang dianggap keramat yang ada Desa Cibiru Wetan terletak di sekitar hutan lindung yang juga merupakan sebuah objek wisata yang bernama "Batu Kuda".
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment
Saumpamina aya nu peryogi di komentaran mangga serat di handap. Saran kiritik diperyogikeun pisan kanggo kamajengan eusi blog.