PANGERAN PAPAK, PEJUANG TERAKHIR DARI PAKUAN PAJAJARAN

Tak ada hal yang unik di wilayah Kelapa Gading, termasuk pula kehidupan masyarakat Kelapa Gading tempo dulu selain mencari ikan.
Ya, kondisi ini memang sangat mendukung, apalagi Kelapa Gading dulunya merupakan hamparan rawa yang luas dan bernama Rawa Kucing sebelum menjadi Kelapa Gading saat ini.
selain itu, masyarakat juga bertani, karena selain rawa, di daerah Kelapa Gading sampai Pegangsaan ditanami padi. Di samping itu wilayah Kelapa Gading dulunya juga terkenal aman, tak terdengar ada tindak kriminalitas.
Namun, satu hal yang unik di Kelapa Gading adalah di sana terdapat kuburan Pangeran Papak. Kuburan ini sampai saat ini masih ada, di lokasi yang persis di sebelum masuk perempatan Boulevard, Pulomas, dan Jalan Perintis Kemerdekaan.
Selain kuburan Pangeran Papak, juga terdapat kuburan Kuwu (sekretaris desa) Pulogadung. Di daerah kuburan, tak ada yang bertinggal, kecuali pedagang buah, dan kondisi kuburan sampai saat ini terawat baik.

Mungkin Anda tidak mengetahui siapa sebenarnya Pangeran Papak.
Pangeran Papak ini adalah salah satu menak Pajajaran pasca Prabu Siliwangi yang tidak mundur ke Garut. Sedangkan lainnya mundur ke Garut.

Uniknya, di Garut dia terkenal, bahkan ada kuburannya juga. Tak hanya itu, kuburannya juga ada di Cirebon. Jadi, Pangeran Papak ini memiliki tiga kuburan, yaitu di Garut, Cirebon, dan Kelapa Gading. Ya, kita tidak tahu mana kuburan yang benar-benar menyimpan jasad Pangeran Papak.
Pangeran Papak dikenal mulai dari Gadog. Dia (Pangeran Papak), membina semangat penduduk Pajajaran setelah kejatuhan Pelabuhan Kalapa oleh Fatahilah.

Jadi, dalam Wawacan Aji Mantri Pusaka Sunda, Pangeran Papak merupakan pemimpin gerilya politik untuk fight back terhadap Fatahilah. Karena itu, orang- orang tua zaman dulu sangat menghormati Pangeran Papak di Jakarta, dan anehnya juga di Cirebon dan Garut juga sangat menghormati sosok Pangeran Papak ini.
Kuburan Pangeran Papak selama ini tersembunyi, karena disepanjang Jalan Raya Perintis Kemerdekaan banyak pedagang kayu-kayu bekas, sehingga tertutup.

Ketika hendak diadakan pelebaran jalan di Jalan Perintis Kemerdekaan, hingga kali Sunter, setelah revormasi sekitar tahun 2000. Makamnya mau digusur. Namun, tanpa diduga datang puluhan ribu orang mengepung buldozer, dan alat berat lainnya. Puluhan ribu orang itu tak jelas dari mana asalnya. akhirnya, penggusuran pun urung dilaksanakan, kecuali kios pedagang kayu bekas. Pemda DKI pun takut, petugas yang hendak mengeksekusi pun kabur. Akhirnya Pemda DKI menjadikan perkuburan itu sebagai taman. Orang Betawi pun meyakini kalau di taman itulah jasad Pangeran Papak dimakamkan.
Sampai saat ini, banyak orang mengklaim sebagai keturunan Pangeran Papak. Baik orang Cirebon, Garut maupun orang Betawi.

Satu keunikan, bagi mereka yang keturunan memiliki kuku bergaris-garis seperti kikir.

(ridwan saidi)

Comments

Post a Comment

Saumpamina aya nu peryogi di komentaran mangga serat di handap. Saran kiritik diperyogikeun pisan kanggo kamajengan eusi blog.

Popular posts from this blog

NGARAN PAPARABOTAN JEUNG PAKAKAS

Masrahkeun Calon Panganten Pameget ( Conto Pidato )

Sisindiran, Paparikan, Rarakitan Jeung Wawangsalan katut contona