PANGERAN PAPAK, PEJUANG TERAKHIR DARI PAKUAN PAJAJARAN
- Get link
- X
- Other Apps
Tak ada hal yang unik di wilayah Kelapa Gading, termasuk pula kehidupan masyarakat Kelapa Gading tempo dulu selain mencari ikan.
Ya, kondisi ini memang sangat mendukung, apalagi Kelapa Gading dulunya
merupakan hamparan rawa yang luas dan bernama Rawa Kucing sebelum
menjadi Kelapa Gading saat ini.
selain itu, masyarakat juga
bertani, karena selain rawa, di daerah Kelapa Gading sampai Pegangsaan
ditanami padi. Di samping itu wilayah Kelapa Gading dulunya juga
terkenal aman, tak terdengar ada tindak kriminalitas.
Namun, satu hal yang unik di Kelapa Gading adalah di sana terdapat
kuburan Pangeran Papak. Kuburan ini sampai saat ini masih ada, di lokasi
yang persis di sebelum masuk perempatan Boulevard, Pulomas, dan Jalan
Perintis Kemerdekaan.
Selain kuburan Pangeran Papak, juga terdapat
kuburan Kuwu (sekretaris desa) Pulogadung. Di daerah kuburan, tak ada
yang bertinggal, kecuali pedagang buah, dan kondisi kuburan sampai saat
ini terawat baik.
Mungkin Anda tidak mengetahui siapa sebenarnya Pangeran Papak.
Pangeran Papak ini adalah salah satu menak Pajajaran pasca Prabu
Siliwangi yang tidak mundur ke Garut. Sedangkan lainnya mundur ke Garut.
Uniknya, di Garut dia terkenal, bahkan ada kuburannya juga.
Tak hanya itu, kuburannya juga ada di Cirebon. Jadi, Pangeran Papak ini
memiliki tiga kuburan, yaitu di Garut, Cirebon, dan Kelapa Gading. Ya,
kita tidak tahu mana kuburan yang benar-benar menyimpan jasad Pangeran
Papak.
Pangeran Papak dikenal mulai dari Gadog. Dia (Pangeran
Papak), membina semangat penduduk Pajajaran setelah kejatuhan Pelabuhan
Kalapa oleh Fatahilah.
Jadi, dalam Wawacan Aji Mantri Pusaka
Sunda, Pangeran Papak merupakan pemimpin gerilya politik untuk fight
back terhadap Fatahilah. Karena itu, orang- orang tua zaman dulu sangat
menghormati Pangeran Papak di Jakarta, dan anehnya juga di Cirebon dan
Garut juga sangat menghormati sosok Pangeran Papak ini.
Kuburan
Pangeran Papak selama ini tersembunyi, karena disepanjang Jalan Raya
Perintis Kemerdekaan banyak pedagang kayu-kayu bekas, sehingga tertutup.
Ketika hendak diadakan pelebaran jalan di Jalan Perintis
Kemerdekaan, hingga kali Sunter, setelah revormasi sekitar tahun 2000.
Makamnya mau digusur. Namun, tanpa diduga datang puluhan ribu orang
mengepung buldozer, dan alat berat lainnya. Puluhan ribu orang itu tak
jelas dari mana asalnya. akhirnya, penggusuran pun urung dilaksanakan,
kecuali kios pedagang kayu bekas. Pemda DKI pun takut, petugas yang
hendak mengeksekusi pun kabur. Akhirnya Pemda DKI menjadikan perkuburan
itu sebagai taman. Orang Betawi pun meyakini kalau di taman itulah jasad
Pangeran Papak dimakamkan.
Sampai saat ini, banyak orang mengklaim sebagai keturunan Pangeran Papak. Baik orang Cirebon, Garut maupun orang Betawi.
Satu keunikan, bagi mereka yang keturunan memiliki kuku bergaris-garis seperti kikir.
(ridwan saidi)
- Get link
- X
- Other Apps
mudah buat dipahami kalilamediainfo
ReplyDelete